Pengolahan biji kopi untuk menghasilkan cita rasa baru begitu bervariasi. Beberapa waktu lalu saya baru mencoba kopi dengan honey process, sekarang mencoba kopi dengan wine process. Wah, bedanya apa ya? Buat orang awam seperti saya, kopi dengan honey process itu memiliki flavour manis dan khas buah-buahan gitu (fruity), rasa pahit tidak dominan. Sementara itu, untuk kopi dengan wine process flavour-nya khas minuman fermentasi. Jika kalian pernah meminum minuman fermentasi tradisional, kurang lebih cita rasanya seperti itu. Aromanya sangat kuat. Nah, tapi apa sih bedanya honey process dengan wine process dilihat dari segi pengolahan biji kopi? Saya sudah merangkum penjelasan dari berbagai sumber. Yuk, simak lebih lanjut penjelasannya.
Pada honey process buah kopi yang baru saja dipanen dipisahkan antara biji dan kulitnya. Kemudian biji yang pada permukaannya terdapat getah/lendir atau sisa-sisa dari pemisahan biji—dikeringkan. Getah/lendir pada biji tersebut berperan penting dalam proses pembentukan flavour kopi. Kopi dengan honey process dikategorikan menjadi kuning, merah, dan hitam; tergantung pada intensitas flavour kopi yang dihasilkan.
Sementara itu, pada wine process, buah kopi dibiarkan melewati masa pematangan (over-ripen), sehingga konsentrasi gula pada biji meningkat dan memberikan flavour khas fermentasi. Buah kopi utuh (tidak ada proses pemisahan biji dan kulit) tersebut kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari atau menggunakan solar tunnel dryer, yaitu alat yang dilengkapi dengan kipas untuk menyebarkan udara panas. Pada wine process buah kopi akan mengalami fermentasi secara alami.
Kopi dengan honey process biasanya menghasilkan kopi dengan flavour manis, aroma karamel, selai, dan blueberry; sedangkan kopi dengan wine process menghasilkan kopi dengan flavour mirip wine, buah-buahan, atau buah blueberry yang melewati masa pematangan (overripe).
Kopi Arabika Boja Wine Process © |
Pada kopi Boja Arabika (Wine Process) dengan roast-type medium, aroma khas fermentasi sudah tercium ketika kantong kopi dibuka. Apalagi setelah digiling aroma khas fermentasi dan buah-buahan semakin kuat. Biji kopinya berwarna coklat gelap. Ketika diseduh warna kopi lebih gelap daripada kopi dengan honey process (cenderung coklat terang).
Jujur saja saya belum paham mengenai tipe sangrai, penggilingan halus/kasar dan suhu air pada penyeduhan, tapi tentu saja proses tersebut akan berpengaruh pada aroma, rasa, dan flavour kopi. Saya pribadi tidak merasa terganggu dengan aroma khas fermentasi pada kopi. Dibandingkan dengan kopi honey process, saya lebih memilih kopi dengan wine process. Entahlah, saya tidak terlalu suka flavour manis pada kopi saya. (Oya, perlu diketahui aroma, taste, dan flavour itu berbeda ya guys. Aroma adalah sensasi yang dirasakan melalui indra penciuman. Taste merupakan sensasi yang dapat dirasakan menggunakan indra pengecapan. Sedangkan flavour adalah persepsi yang muncul dari kombinasi rasa, aroma, dan tekstur.)
Sumber: baristainstitute.com, vinepair.com, ptscoffee.com