Peacock Koffie dan Kofinary Semarang

by - 11:57 AM

Hari Sabtu saya habiskan untuk pergi ke coffee shop sambil ngetik artikel (walaupun keyboard saya lagi rusak dan harus pakai on-screen keyboard, cry). Saya mengunjungi dua coffee shop di daerah Semarang bawah. Kedua coffee shop tersebut dapat dijangkau dengan mudah menggunakan Trans Semarang, apalagi kalau bayar pakai Gopay dapat diskon 50%. Simak ulasan singkat saya tentang coffee shop di Semarang berikut.

Peacock Koffie

Di Semarang Peacock Koffie ada di tiga lokasi, yaitu:
1.      Jalan Gajahmada No. 22, Kembangsari, Semarang Tengah, Kota Semarang, 50133
2.      Jalan Yudistira No. 5, Pendrikan Kidul, Semarang Tengah, Kota Semarang, 50131
3.      Jalan Gombel Lama No. 11, Tinjomoyo, Kota Semarang, 50262

Saya ngopi di Peacock Koffie jalan Yudistira dekat sama Kampus Udinus. Coffee shop  di sini buka pukul 06:00 – 23:00 menurut google map, tapi untuk yang di Gajahmada buka 24 jam. Peacock Koffie yang di Gombel Lama entah masih buka atau tidak, soalnya kalau saya lewat sepi banget. Selain itu warung yang gabungan dengan Peacock Koffie di lantai satu itu memang sudah tutup. Lokasinya kurang strategis kalau menurut saya, beda sama dua coffee shop lainnya.

Ruangan di Peacock Koffie Yudistira tergolong sempit. Di bagian dalam ruangan ber-AC dibagi menjadi area non-smoking dan smoking, di bagian teras juga ada kursi. Awalnya saya pikir area dalam khusus non-smoking, saya duduk ngasal dong, baru nyadar ada sign-nya di pintu, hahaha... Di setiap meja ada colokan, itu kan yang biasanya dicari di kedai kopi setelah kopi. Tapi saya lihat ada colokan yang rusak juga. Dan, jujur saja ruangannya kurang nyaman. Bukan berarti di kedai Peacock Koffie Gajahmada dan Gombel Lama juga gitu. Mungkin yang saya rasakan hanya di Yudistira.

Waktu ke sana saya tanya rekomendasi kopinya apa, bartendernya bilang hazelnut atau carmelito. Keduanya disediakan dalam dua versi dingin dan panas. Lalu saya pesan carmelito panas dan pie ayam. Harga total keduanya Rp. 55.000;. For your information, menu yang tertempel di belakang kasir tidak tercantum harganya. Semoga bukan saya yang kurang pay attention.
 
Carmelito dan pie ayam (dok. pribadi)
Ketika pesanan saya tiba tampilannya terlihat menggoda. Kopi disajikan di dalam cangkir berwarna coklat dengan tatakan lebar dan di sampingnya ada semacam nougat. Bagian atasnya ada sedikit busa dan taburan choco granule. Sayangnya waktu saya coba rasanya jauh dari ekspektasi. Di benak saya carmelito itu semacam kopi dengan rasa caramel. Tapi ketika saya coba tidak ada rasa caramel dan rasa kopinya kurang tajam. Rasa yang mendominasi cuma rasa susu. Entahlah apakah memang seperti itu atau ini hanya masalah SOP saja. Well, saya belum membandingkannya dengan kopi di dua kedai lainnya, tidak bisa nge-judge juga. Dan, nougatnya itu enak.

Kofinary

Alamat : Jalan Dokter Cipto No. 183 A, Karangturi, Semarang Timur, Kota Semarang 50124
Jam buka : 08:00 – 23:00

Tadinya saya mau ke Blue Lotus Coffee tapi gara-gara saya salah turun halte jadi kejauhan, akhirnya saya putuskan ke Kofinary. Lokasi Kofinary sangat strategis di jalan utama dekat dengan perempatan. Hanya saja area parkir yang disediakan memang tergolong sempit. Bangunan Kofinary ini tampaknya bergabung dengan bangunan toko furniture yang hanya dibatasi dengan kaca. Atmosfer warm sudah menunggu ketika memasuki Kofinary. Saya suka dengan penataan ruangannya, sederhana tapi nyaman. Ruangannya pun luas, tadinya saya pikir area duduk cuma di depan saja, ternyata area duduknya sampai ke belakang.

Waktu saya tanya rekomendasi kopi di Kofinary bartender menyarankan americano, latte, sama apa lagi gitu saya lupa. Saat itu saya langsung memesan Americano dingin, karena memang lagi kepanasan dan males minum yang ditambah susu lagi (karena tadi sudah minum carmelito yang susu banget itu). Selain itu saya juga pesan macaroni schotel. Setelah pesan saya baru ngeh kalau di situ ada speciality coffee. Mata saya memang agak siwer. Tahu gitu tadi saya pesan speciality coffee, karena sebenarnya saya memang mau mencoba berbagai jenis kopi di Indonesia yang dijual di kedai kopi. Kalau saya perhatikan di samping bar ada dripper, kemungkinan mereka juga menyajikan manual brewing. Mungkin next time waktu ke Kofinary lagi saya akan tanyakan kepada bartendernya.
 
Americano dan macaroni schotel (dok. pribadi)
Setelah menyalakan laptop dan ngetik-ngetik sebentar, pesanan saya pun tiba. Gula cair disediakan terpisah, jadi bisa ditambahkan sesuai selera. Sebelum saya tambahkan gula saya coba dulu americano tanpa gula, penasaran sama cita rasanya. Flavor citrus mendominasi, kalau lidah saya tidak salah. Rasa kopinya pun kuat, bahkan setelah es mencair masih terasa kopinya kok.


Nah itu tadi dua kedai kopi yang saya kunjungi di hari yang sama tapi memiliki kesan yang berbeda. Menurut saya pribadi saya lebih suka nongkrong di Kofinary (di sana juga ada colokan kok guys, haha).

You May Also Like

2 comments

  1. Hhmmmmm makyus. Jadi ngiler ini. Udah lama nggak makan peacock koffee.

    Monggo singgah di www.abdulmajid.id

    ReplyDelete