Peacock Koffie dan Kofinary Semarang
Hari Sabtu saya habiskan untuk pergi ke coffee shop sambil ngetik artikel
(walaupun keyboard saya lagi rusak dan harus pakai on-screen keyboard, cry).
Saya mengunjungi dua coffee shop di
daerah Semarang bawah. Kedua coffee shop
tersebut dapat dijangkau dengan mudah menggunakan Trans Semarang, apalagi kalau
bayar pakai Gopay dapat diskon 50%. Simak ulasan singkat saya tentang coffee shop di Semarang berikut.
Peacock Koffie
Di Semarang Peacock Koffie ada di tiga lokasi, yaitu:
1. Jalan
Gajahmada No. 22, Kembangsari, Semarang Tengah, Kota Semarang, 50133
2. Jalan
Yudistira No. 5, Pendrikan Kidul, Semarang Tengah, Kota Semarang, 50131
3. Jalan
Gombel Lama No. 11, Tinjomoyo, Kota Semarang, 50262
Saya ngopi di Peacock Koffie jalan Yudistira dekat
sama Kampus Udinus. Coffee shop
di sini buka pukul 06:00 – 23:00 menurut google map, tapi untuk yang di
Gajahmada buka 24 jam. Peacock Koffie yang di Gombel Lama entah masih buka atau
tidak, soalnya kalau saya lewat sepi banget. Selain itu warung yang gabungan
dengan Peacock Koffie di lantai satu itu memang sudah tutup. Lokasinya kurang
strategis kalau menurut saya, beda sama dua coffee
shop lainnya.
Ruangan di Peacock Koffie Yudistira tergolong sempit.
Di bagian dalam ruangan ber-AC dibagi menjadi area non-smoking dan smoking, di
bagian teras juga ada kursi. Awalnya saya pikir area dalam khusus non-smoking,
saya duduk ngasal dong, baru nyadar ada sign-nya di pintu, hahaha... Di setiap
meja ada colokan, itu kan yang biasanya dicari di kedai kopi setelah kopi. Tapi
saya lihat ada colokan yang rusak juga. Dan, jujur saja ruangannya kurang
nyaman. Bukan berarti di kedai Peacock Koffie Gajahmada dan Gombel Lama juga
gitu. Mungkin yang saya rasakan hanya di Yudistira.
Waktu ke sana saya tanya rekomendasi kopinya apa,
bartendernya bilang hazelnut atau carmelito. Keduanya disediakan dalam dua
versi dingin dan panas. Lalu saya pesan carmelito panas dan pie ayam. Harga
total keduanya Rp. 55.000;. For your
information, menu yang tertempel di belakang kasir tidak tercantum
harganya. Semoga bukan saya yang kurang pay
attention.
Ketika pesanan saya tiba tampilannya terlihat menggoda. Kopi disajikan di dalam cangkir berwarna coklat dengan
tatakan lebar dan di sampingnya ada semacam nougat. Bagian atasnya ada sedikit
busa dan taburan choco granule. Sayangnya waktu saya coba rasanya jauh dari
ekspektasi. Di benak saya carmelito itu semacam kopi dengan rasa caramel. Tapi
ketika saya coba tidak ada rasa caramel dan rasa kopinya kurang tajam. Rasa
yang mendominasi cuma rasa susu. Entahlah apakah memang seperti itu atau ini
hanya masalah SOP saja. Well, saya
belum membandingkannya dengan kopi di dua kedai lainnya, tidak bisa nge-judge juga. Dan, nougatnya itu enak.
Kofinary
Alamat :
Jalan Dokter Cipto No. 183 A, Karangturi, Semarang Timur, Kota Semarang 50124
Jam buka :
08:00 – 23:00
Tadinya saya mau ke Blue Lotus Coffee tapi gara-gara
saya salah turun halte jadi kejauhan, akhirnya saya putuskan ke Kofinary. Lokasi
Kofinary sangat strategis di jalan utama dekat dengan perempatan. Hanya saja
area parkir yang disediakan memang tergolong sempit. Bangunan Kofinary ini
tampaknya bergabung dengan bangunan toko furniture yang hanya dibatasi dengan
kaca. Atmosfer warm sudah menunggu
ketika memasuki Kofinary. Saya suka dengan penataan ruangannya, sederhana tapi
nyaman. Ruangannya pun luas, tadinya saya pikir area duduk cuma di depan saja,
ternyata area duduknya sampai ke belakang.
Waktu saya tanya rekomendasi kopi di Kofinary
bartender menyarankan americano, latte, sama apa lagi gitu saya lupa. Saat itu
saya langsung memesan Americano dingin, karena memang lagi kepanasan dan males
minum yang ditambah susu lagi (karena tadi sudah minum carmelito yang susu
banget itu). Selain itu saya juga pesan macaroni schotel. Setelah pesan saya
baru ngeh kalau di situ ada speciality
coffee. Mata saya memang agak siwer. Tahu gitu tadi saya pesan speciality coffee, karena sebenarnya
saya memang mau mencoba berbagai jenis kopi di Indonesia yang dijual di kedai
kopi. Kalau saya perhatikan di samping bar ada dripper, kemungkinan mereka juga menyajikan manual brewing. Mungkin next
time waktu ke Kofinary lagi saya akan tanyakan kepada bartendernya.
Setelah menyalakan laptop dan ngetik-ngetik sebentar,
pesanan saya pun tiba. Gula cair disediakan terpisah, jadi bisa ditambahkan
sesuai selera. Sebelum saya tambahkan gula saya coba dulu americano tanpa gula,
penasaran sama cita rasanya. Flavor citrus mendominasi, kalau lidah saya tidak
salah. Rasa kopinya pun kuat, bahkan setelah es mencair masih terasa kopinya
kok.
Nah itu tadi dua kedai kopi yang saya kunjungi di hari
yang sama tapi memiliki kesan yang berbeda. Menurut saya pribadi saya lebih
suka nongkrong di Kofinary (di sana juga ada colokan kok guys, haha).
2 comments
Hhmmmmm makyus. Jadi ngiler ini. Udah lama nggak makan peacock koffee.
ReplyDeleteMonggo singgah di www.abdulmajid.id
Sip, terima kasih sudah berkunjung.
Delete