• Home
  • About
  • Contact
  • Privacy Policy
twitter instagram

MELALUI RUANG

menulis, membaca, menonton

Serial The Bad Kids release tahun 2020, diadaptasi dari novel dengan judul sama yang ditulis oleh Zi Jin Chen. Sejujurnya saya belum membaca novelnya. Gara-gara nonton serial The Bad Kids saya jadi pengin baca novelnya. Dengar-dengar ada penerbit Indonesia yang sedang menerjemahkan novel The Bad Kids. Apa intensitas ketegangannya bakal sama seperti serialnya? Atau, malah lebih tegang baca novelnya? Well, lanjut ke penjelasan serial The Bad Kids. Serial bergenre suspense thriller ini memiliki jumlah episode sebanyak 12, dengan durasi rata-rata 1 jam. Kalian bisa menonton serial The Bad Kids di iQIYI secara gratis (dengan iklan tentu saja, kalau tanpa iklan bisa langganan sebulan Rp. 30.000).

The Bad Kids berkisah tentang tiga orang anak (Chaoyang, Yan Liang, Yue Pu/Pupu) berasal dari latar belakang keluarga berbeda yang tidak sengaja menyaksikan pembunuhan di Liufeng Mountain, ketika merekam video kebersamaan mereka di sana. Awalnya, mereka ingin memberikan video itu kepada polisi, tapi karena suatu hal, mereka justru menjual rekaman itu. Dari situlah perjalanan gila trio itu dimulai.

Tokoh-tokoh dalam The Bad Kids

Tokoh utama dalam The Bad Kids:
  • Zhang Dongsheng diperankan oleh Qin Hao
  • Chen Guansheng diperankan oleh Wang Jingchun
  • Zhu Chaoyang diperankan oleh Rong Zishan
  • Yan Liang diperankan oleh Shi Pengyuan
  • Yue Pu/Pupu diperankan oleh Wang Shengdi
Chaoyang dan Yan Liang adalah teman semasa kecil dan mereka seumuran, sedangkan Yue Pu adalah seorang anak perempuan yang tinggal di panti asuhan yang sama dengan Yan Liang. Yan Liang dan Yue Pu kabur dari panti asuhan dengan suatu misi. Mereka menemui Chaoyang untuk meminta bantuan. Sejak itulah mereka bertiga terus bersama-sama.

Trio The Bad Kids ini memiliki karakter yang berbeda-beda. Chaoyang adalah murid teladan yang selalu juara 1 kelas. Namun, ia tidak memiliki teman di sekolah dan lebih suka menyendiri. Chaoyang digambarkan sebagai anak penurut dan taat aturan. Sementara itu, Yan Liang adalah anak seorang narapidana yang berakhir menjadi gila, sehingga Yan Liang harus tinggal di panti asuhan. Yan Liang selalu ingin bertemu dengan ayahnya, tapi mengalami banyak kesulitan. Yan Liang digambarkan sebagai sosok pemberontak dan pemberani. Yue Pu atau dipanggil Pupu adalah teman Yan Liang di panti asuhan. Pupu sangat pandai menyanyi. Ia digambarkan sebagai sosok yang cerdik dan pemberani. 

Dongsheng adalah guru matematika di suatu lembaga pendidikan yang kehidupan rumah tangganya berantakan dan diambang perceraian. Ia tidak ingin kehilangan istrinya, sehingga ia melakukan suatu perbuatan nekat. Awalnya tidak ada yang aneh dengan sikap Dongsheng sebagai guru yang baik dan penyabar. Namun, seiring berjalannya cerita, sikap Dongsheng berubah drastis. Keinginannya untuk memulai segalanya dari awal tidak berjalan sesuai harapan. Hidupnya semakin berantakan.

Guansheng adalah seorang polisi. Ia juga adalah teman ayah Yan Liang, yang akhirnya akan menjadi ayah angkat Yan Liang. Menurut saya, tokoh Guangsheng mewakili sosok orang tua yang selalu mengkhawatirkan anak-anak mereka. Ia tidak ingin Yan Liang berakhir seperti ayahnya, menjadi kriminal dan dipenjara. Oleh sebab itu ia selalu ikut campur semua urusan Yan Liang.

Tokoh-tokoh dalam The Bad Kids mempunyai karakter yang kuat. Mereka mengalami perkembangan berbeda seiring berkembangnya cerita. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka menjadi pemicu perubahan-perubahan itu. Selain karakter tokoh yang kuat dan tokoh yang berkembang, akting para aktornya harus diacungi jempol. Mereka melebur dalam karakter tokoh dan membuat tokoh menjadi hidup.

Setting The Bad Kids

Awalnya saya tidak terlalu memperhatikan setting waktu The Bad Kids, walaupun atmosfer dan latar tempatnya terlihat tidak modern. Saya pikir bisa saja kan tokoh tinggal di kota kecil. Tapi, saat melihat para tokoh menggunakan ponsel nokia lawas, saya langsung tersadar. Saya duga setting waktu The Bad Kids berada di awal tahun hingga pertengahan 2000an. Semakin memperhatikan, kostum para tokoh juga berbeda sih dengan tren masa kini. Hal lain yang menggambarkan tahun 2000 banget itu adalah soda dalam botol kaca. Lumayan sering lihat tokoh minum produk soda dalam botol kaca. Dan merk produk-produk itu juga familiar buat saya. Tidak begitu berbeda jauh sama yang ada di Indonesia. Kayaknya kalau sekarang soda dalam botol kaca itu sudah tidak eksis. Mostly pakai botol plastik atau kaleng.

Plot Cerita The Bad Kids

Opening episode 1 The Bad Kids itu kampret banget. Sebenarnya jiwa kriminal saya sudah berpikir sampai ke adegan yang bakal terjadi selanjutnya. Opening yang langsung menggambarkan/menunjukkan masalah itu memang lebih menarik daripada opening yang datar-datar saja. Itu bikin penonton ingin terus menonton. Yah, efeknya nyaris sama dengan cliffhanger yang biasa ada di akhir episode. Nah, pada beberapa episode di The Bad Kids memiliki pembuka yang memberi hook (sesuatu yang didesain untuk menangkap perhatian orang) dan diakhiri dengan cliffhanger (ending pada suatu episode drama yang membuat penonton tegang dan bertanya-tanya).

Saya suka dengan transisi di setiap adegannya. Tidak patah dan mulus. Flow ceritanya juga tetap terjaga dari awal hingga akhir. Adegan-adegannya masuk akal (kayaknya sih nggak ada plot hole). Saya juga takjub dengan cara penulis skenario mempertemukan tokoh-tokoh dalam satu frame.

Beberapa adegan bikin saya merasa miris sekaligus bikin perasaan campur aduk. Tegang, sedih, kesal, marah dan terenyuh; semuanya bercampur. Beberapa hal juga memberikan efek yang tidak bisa saya jelaskan dengan kata-kata. Misalnya, kehidupan Dongsheng yang jungkir balik. Di bagian klimaks itu saya sudah speechless sih sama tindakan-tindakan Dongsheng. It's like when you've killed people once, the twice is nothing. Kan gila ya. Dongsheng sempat ingin memulai hidup baru, tapi dengan niat ingin mengubur rahasia gelapnya, maka kehidupan baru tidak akan pernah dimulai. Kebalikannya, Chaoyang dan Yan Liang ingin memulai hidup baru, setelah segala permasalahan yang mereka buat. Mereka berani untuk mengakui segala perbuatan mereka, meskipun itu salah. Hanya dengan begitu mereka lega.

Untuk ending The Bad Kids saya cukup puas. Awalnya sudah merasa was-was bakal seperti apa nasib trio The Bad Kids. Takutnya bakal lebih tragis (sebenarnya dari awal pun sudah tragis sih). Overall, menurut saya The Bad Kids diracik dengan baik, mulai dari penokohan; plot cerita; latar; bahkan properti dan make up.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Sebelum membahas drama mandarin Sisyphus, saya ingin menjelaskan, apa sih arti Sisyphus? Sisyphus berasal dari mitologi Yunani. Ia mendapat hukuman dari Zeus karena mencurangi Kematian. Selamanya ia harus mengangkat batu besar menuju puncak. Namun, setiap kali ia sampai di puncak, batu itu akan menggelinding dan ia harus mengulangi dari awal. Begitu seterusnya untuk selama-lamanya. Selain itu, Sisyphus juga bisa diartikan sebagai tugas atau pekerjaan yang mustahil dilakukan. (Informasi ini saya peroleh dari situs Britannica.)

Ironis ya kalau tahu kisah Sisyphus ini gimana. Nah, drama mandarin Sisyphus juga memiliki 'warna' serupa. Selama menonton drama ini aura kelam begitu terasa, meskipun ada adegan yang bahagia juga sih. Tapi, itu cuma semu.

Drama mandarin Sisyphus berjumlah 12 episode dengan durasi rata-rata 30 menit. Drama tersebut dibintangi oleh Wang Qian Yuan (sebagai Zhang Hai Feng), Luhan (sebagai Zhao Bin Bin), Bridgette Qiao (sebagai Sun Xiao Meng), Qi Xi (sebagai Zhao Min), Wu Yue (sebagai Qiao Xin), Zhang Hao Ran (sebagai Liu Yu Qi). Drama bergenre sci-fi suspense ini bisa ditonton di iQIYI.

Drama mandarin Sisyphus berkisah tentang seorang pria bernama Hai Feng yang berhenti menjadi polisi setelah kehilangan putrinya (Duo Duo) dalam kecelakaan saat darmawisata. Sejak itu hidupnya berantakan. Namun, sebuah kasus pembunuhan berantai menuntun Hai Feng pada penyebab kematian Duo Dou. Lalu, Hai Feng berusaha mengungkap identitas pembunuh berantai itu. Ketika ia berhasil menemukan pembunuh berantai, ia justru terbunuh. Namun, di suatu malam ia terbangun dan berada di waktu lain, sehari sebelum ia mati. Kemudian, ia berusaha mengubah keadaan.

Waktu nonton episode 1, saya tidak bisa meraba-raba apa pun, totally lost. Beberapa menit awal agak membosankan. Apalagi bagian Hai Feng pulang dari kedai mie dan mau mampir ke toko jam. Awalnya saya pikir adegan itu tidak akan berguna, tapi di akhir episode ada penjelasan tentang toko jam itu. 

Meskipun menit awal episode 1 agak membosankan, tapi memasuki pertengahan episode mulai tidak membosankan. Si pembunuh berantai langsung dimunculkan, tapi tidak serta merta membuat rasa penasaran jadi hilang dan kekuatan cerita melemah (Pada cerita bergenre suspense, tokoh antagonis biasanya memang langsung diperlihatkan. Kekuatan cerita genre suspense terletak pada tekanan yang diberikan oleh tokoh antagonis kepada protagonis. Tokoh protagonis ditempatkan pada situasi berbahaya yang mengharuskannya melakukan perintah tokoh antagonis.). Hai Feng harus melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh si pembunuh bayaran. Ia dihadapkan oleh pilihan-pilihan sulit antara hidup dan mati.

Dan, bagian krusial dari drama Sisyphus sebenarnya adalah lini masa. Kalian akan diajak mundur ke masa lampau. Semakin mundur, misteri justru terbongkar perlahan. Bagusnya, drama ini tidak bikin tersesat, walaupun lini masanya 'diacak-acak'. Transisinya tidak patah.

Peran tokoh-tokoh di dalam cerita tidak mubazir. Tapi, secara pribadi tidak ada tokoh yang menjadi favorit saya. Tidak ada tokoh yang perannya terlalu menonjol dari tokoh lainnya, bahkan protagonisnya pun. Namun, saya penasaran dengan tokoh Yu Qi, sayangnya tidak ada penjelasan yang memuaskan hingga ending. Kecuali fakta bahwa Yu Qi adalah seorang peneliti yang membantu Hai Feng untuk kembali ke waktu lampau.

Ada satu kesamaan pada tokoh protagonis dan antagonis, bahwa mereka sama-sama menjalani hidup yang ironis. Tidak ada yang lebih menderita daripada yang lain. Hidup mereka hancur dengan cara yang berbeda, tapi sama-sama meninggal luka bagi tokoh.

Overall, nyesek nonton drama ini. Kalau dirangkum dalam satu kalimat: protagonis adalah korban antagonis, sedangkan antagonis adalah korban sistem.

(Warning! Drama ini mengandung plot twist.)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Apa sih yang menarik dari Cross Fire?

Seusai menonton serial Bad Genius, saya mencari secara acak serial televisi lainnya. Lalu, saya menemukan Cross Fire dengan premis yang menurut saya menarik. Cross Fire terbilang memiliki jumlah episode yang banyak dalam satu musim, yaitu 36 episode, dengan durasi per episode sekitar 45 - 60 menit. Serial televisi ini release tahun 2020 dan bisa ditonton di WeTV ataupun Iflix. Kalian bisa menontonnya secara gratis, tapi tentu saja ada iklannya. Jika ingin menonton tanpa gangguan iklan, kalian bisa berlangganan OTT tersebut.

Chinese Drama Cross Fire
Sumber: Drama Wiki


Cross Fire merupakan serial televisi China yang bertema e-sport. Dan, ini pertama kalinya saya menonton serial televisi bertema e-sport. Serial televisi tersebut diadaptasi dari game dengan judul yang sama. Cross Fire menceritakan dua gamer yang saling bertemu di permainan, tapi mereka berada di tahun yang berbeda; Xiao Feng (diperankan oleh Luhan) adalah ketua tim 1Coin dan Lu Xiao Bei (diperankan oleh Leo Wu) adalah seorang gamer yang ingin menjadi pemain profesional. Akhirnya keduanya akrab dan saling membantu. Tapi, apakah benar hanya sampai di situ? Ada suatu kejadian mengejutkan yang menjadi benang merah antara Xiao Feng dan Lu Xiao Bei. Xiao Feng dan Lu Xiao Bei bertemu bukan tanpa alasan.

Saya pikir, episode yang banyak membuat saya akan bosan di beberapa bagian, tapi Cross Fire tidak kehilangan intensitasnya di setiap episode, walaupun tidak semua episode ada cliffhanger-nya. Tahu lah kalian yang sering menonton serial Korea, hati kalian dibuat terombang-ambing dan terus bertanya-tanya di akhir episode. Itulah yang disebut dengan cliffhanger. Nah, pada Cross Fire hanya di beberapa episode, tapi itu tidak membuat saya berhenti penasaran dengan kisah Xiao Feng dan Lu Xiao Bei. Petunjuk ditebar dan misteri dibuka satu per satu tanpa terburu-buru.

Sedikit informasi bahwa Xiao Feng hidup di tahun 2008, sedangkan Lu Xiao Bei hidup di tahun 2019. Xiao Feng dan Lu Xiao Bei bermain di map Transport Ship, yang mana waktu tahun 2008 Lu Xiao Bei pernah bermain dengan kakaknya di map tersebut. Setelah saya sedikit mencari tahu tentang map yang ada di Cross Fire, ternyata jumlah map-nya luar biasa banyak. Map Transport Ship sendiri memiliki beberapa versi. Dan memang game Cross Fire release di China tahun 2008. Saat itu dunia game belum berkembang pesat seperti sekarang. Itulah sebabnya Xiao Feng mengalami banyak kesulitan ketika menjadi gamer saat itu. Banyak orang yang meremehkan 1Coin dan menganggap game hanya akan membuat kecanduan. Intinya, belum banyak apresiasi untuk atlet e-sport. Berbeda dengan tahun 2019, Lu Xiao Bei bahkan mengikuti kompetisi untuk masuk ke tim profesional. Banyak kompetisi di tingkat kota, nasional, bahkan internasional.

Karakter-karakter dalam Cross Fire

Berada di setting waktu yang berbeda tentu membuat alur cerita Cross Fire semakin kompleks, ditambah jumlah karakter penting di Cross Fire juga banyak. Xiao Feng memiliki dunianya sendiri dan konflik dengan teman-temannya, begitu pula Lu Xiao Bei; sampai keduanya saling terhubung.

Luhan dan Leo Wu ini berhasil memainkan karakter Xiao Feng dan Lu Xiao Bei dengan baik. Mereka juga memiliki chemistry yang kuat dan meyakinkan. Bahkan chemistry kedua pemain utama dengan pemain pendukung lainnya juga tidak diragukan lagi. 

Xiao Feng adalah seorang pemuda yang tidak memiliki pekerjaan, hidup seadanya, tengil, jujur, berkarisma dan memiliki prinsip yang kuat. Luhan benar-benar menggambarkan sosok Xiao Feng dengan apik, baik dari penampilan maupun pembawaan. Beberapa orang mungkin tahu, bahwa Luhan ini memiliki image baby face, tapi siapa sangka ia bisa membangun karakter Xiao Feng yang tengil dan 'pemberontak'.

Sementara itu, Lu Xiao Bei adalah seorang remaja yang duduk di kursi roda, hidup di keluarga berkecukupan, pandai membuat taktik dalam permainan, memiliki tekad kuat, agak savage (Eh, bukan agak lagi). Namun, hubungannya dengan ayahnya tidak terlalu baik. Ayah Lu Xiao Bei bisa dibilang terlalu protektif. Seperti halnya Xiao Feng, Lu Xiao Bei sangat menghargai persahabatan. Dan, Leo Wu mendalami perannya dengan baik sebagai seorang yang berkebutuhan khusus, mengalami berbagai tekanan, dan luka dari masa lalu yang tidak bisa dia lepaskan.

Selain itu yang membuat saya puas menonton Cross Fire adalah perkembangan setiap karakternya. Seiring berjalannya cerita, setiap tokoh mengalami perkembangan yang masuk akal, tidak mengada-ada. Semua sifat yang melekat pada karakter memiliki fungsi ketika tokoh mengambil keputusan (yang tentunya akan memajukan alur cerita), sehingga tidak sia-sia dan sekadar tempelan.

Banyak quote dari Cross Fire yang saya sukai, tapi kesalahan saya adalah tidak mencatatnya saat itu juga. Dan yang paling saya ingat adalah ucapan Xiao Feng, "Laki-laki harus memiliki kepercayaan diri yang tidak realistis jika ingin sukses." Sebenarnya tidak semata-mata kepercayaan diri sih. Perjuangan yang dilakukan Xiao Feng ini juga tidak mudah. Banyak hal yang harus dia korbankan. Banyak keringat dan air mata. Jika dia tidak bertekad dan terus maju, dia mungkin akan berakhir menjadi seseorang yang menyedihkan.

Nah, kalian sudah cukup penasaran belum dengan serial Cross Fire? Menurut saya worth it kok untuk ditonton. Ada kisah persahabatan, keluarga, percintaan, kompetisi, impian. Ada tawa, ada air mata (episode 11 menurut saya paling banyak menguras air mata).
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Sebelumnya saya sudah menulis ulasan The Big Boss season 1 di sini, silakan baca dulu. Sebelum membahas season 2 (16 episode), saya jelaskan sedikit gambaran tentang drama mandarin The Big Boss. The Big Boss ini diangkat dari manhua dengan judul Ban Zhang Da Ren karya Chen Lan. The Big Boss berkisah tentang kehidupan SMA seorang remaja perempuan bernama Ye Mu Xi (nickname: Yezi). Ia memiliki musuh bebuyutan bernama Liao Dan Yi, seorang remaja laki-laki yang pintar dan dingin. Sifat Dan Yi sangat bertolak belakang dengan Yezi. Selama 9 tahun belajar Yezi selalu sekelas dengan Dan Yi. Selama itu pula Dan Yi selalu menjadi ketua kelas yang sering mengatur Yezi, karena Yezi pemalas dan nilainya jelek.

Saat SMA Yezi pikir ia akan terbebas dari Dan Yi, ternyata ia salah. Dan Yi masuk ke sekolah yang sama dengannya. Lebih parahnya mereka sekelas lagi. Semestinya Dan Yi berada di kelas 1, tapi gara-gara sakit ia tidak hadir di ujian penentuan kelas. Alhasil ia berada di kelas 10, kelas paling buruk nilainya. Tidak ingin diatur oleh Dan Yi, Yezi pun memberanikan diri untuk mengajukan diri menjadi ketua kelas.

Jika untuk season 1 tidak fokus dengan hubungan asmara, maka tidak dengan season 2. Di season 2 ini mulai terlihat kisah percintaan para tokohnya. Dan ketahuilah, setelah nonton season 2 saya baru sadar Liao Dan Yi yang dingin ternyata sebucin itu sama Yezi. Sementara itu, Xue Xiao Dong si artis yang tadinya tidak bisa sekolah, karena terlalu sibuk dan banyak dikejar-kejar fans sehingga tidak leluasa, akhirnya menunjukkan perasaannya kepada Yezi. Namun, Yezi yang kurang peka itu hanya menganggap kebaikan Xue Xiao Dong sebagai kebaikan antar teman. Lalu, ketua kelas 1 yang naksir berat dengan Dan Yi itu, selalu kena apes saat mencoba mendekati Dan Yi atau saat membayangkan kebersamaannya dengan Dan Yi. Kocak sih bagian ini.

Di season 2 ini Nenek Dan Yi masih muncul dan ada konflik baru juga terkait Nenek Dan Yi dan Ayah Dan Yi. Permasalahan itu juga sempat membuat hubungan Dan Yi dan Yezi renggang. Bahkan Dan Yi memutuskan untuk mengajukan transfer kelas. Meskipun beberapa kali dibuat kesal oleh Dan Yi, tapi Yezi merasa kehilangan saat Dan Yi tidak berada di sekitarnya. Terus gimana dong hubungan keduanya berlanjut? Akan terus musuhan atau lebih parahnya menjadi asing satu sama lain? Nonton deh.

Sesungguhnya saya kecewa dengan season 2, karena menurut saya editing-nya berantakan. Banyak adegan tidak penting yang mengganggu dan plot hole di beberapa adegan. Seolah-olah adegan itu cuma untuk nambah-nambahin durasi. Ada juga konflik yang menurut saya penting, tapi tidak ada penyelesaiannya. Sangat disayangkan. Namun, sekitar 3 episode terakhir editing-nya mulai rapi lagi. Saya merasa yang nge-direct beda orang, terus editor jadi kesulitan menyunting gambar. Entahlah yang bermasalah yang mana.

Sedikit contoh bagian yang merusak season 2 (spoiler alert):
1. Adegan tidak penting
Ngapain sih ada adegan Huang Nan, Huang Yi, dan cewek yang suka meramal (lupa namanya siapa) tasnya nyangkut di pohon. Adegan itu sama sekali tidak ada sangkut pautnya sama plot di episode tersebut. Adegannya juga cuma beberapa detik, semestinya dihapus saja.

2. Plot hole
Di suatu episode sudah masuk masa liburan. Bahkan Dan Yi sudah mulai ikut pelajaran tambahan untuk Olimpiade, sedangkan Yezi bermalas-malasan di rumah. Eh, kok di episode selanjutnya ada adegan nongkrong teman-teman Yezi, tapi mereka pakai seragam. Kayak habis pulang sekolah.

3. Konflik yang tidak diberikan penyelesaian
Jadi ada masalah yang membuat Ayah Dan Yi tidak suka dengan Yezi. Lalu Ayah Dan Yi menyuruh Dan Yi menjauhi Yezi. Sebenarnya konflik tersebut bisa dikembangkan dan diberi penyelesaian daripada menyisipkan adegan tidak penting yang sama sekali tidak ngaruh ke alur. Bisa kan pada akhirnya dibuat Ayah Dan Yi melunak.

Sebelumnya sempat saya singgung betapa bucinnya Dan Yi ke Yezi, sebenarnya dalam arti positif sih. Dan Yi ingin Yezi mandiri dan lebih bertanggungjawab, makanya ia rela sekelas terus sama Yezi. Sebab menurutnya dengan sekelas ia bisa lebih leluasa mengawasi perkembangan akademik Yezi. Di akhir cerita kan mestinya Dan Yi pindah ke kelas 1, tapi ia tidak jadi pindah. Again and again, Dan Yi alasan sakit, jadi ia tidak ikut ujian kepindahan kelas. Ini membuat saya berspekulasi, jangan-jangan waktu awal-awal masuk sekolah ia juga pura-pura sakit biar bisa sekelas sama Yezi. Oh my… Hahaha…

Ok segitu saja, nanti saya kebanyakan spoiler lagi. Nonton saja untuk tahu detailnya.

Karena tak ada satu pun hal darimu yang hanya sepele bagiku. (Dan Yi kepada Yezi)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Drama Mandarin yang Bikin Ngakak

Bisa dibilang nonton drama The Big Boss ini adalah suatu ketidaksengajaan saat saya berselancar di You Tube. Saya pikir ini drama baru ternyata sudah lumayan lama. Release tahun 2017 The Big Boss memiliki 18 episode dan ada season dua dengan jumlah episode yang sama. Penasaran saya coba nonton episode satu, dan... Gokil!

The Big Boss menceritakan kehidupan SMA seorang perempuan bernama Ye Mu Xi (nickname: Yezi). Ketika hari pertama masuk SMA dia tidak sengaja berpapasan dengan tetangganya, Liao Dan Yi, musuh bebuyutannya. Selama 9 tahun wajib belajar Yezi merasa terkekang oleh sikap Danyi yang suka mengaturnya. Mereka selalu berada di kelas yang sama dan Danyi selalu menjadi ketua kelas. Yezi senang pada akhirnya dia lulus SMP dan bisa menghirup udara kebebasan. Awalnya dia pikir Danyi bersekolah di tempat lain, tapi harapannya pudar ketika dia menemukan bahwa Danyi bersekolah di tempat yang sama, SMA Maple. Bahkan Danyi sekelas dengannya, di kelas 10 (Kelas paling buruk, karena diisi dengan murid yang nilainya jelek.). Padahal sudah jelas bahwa Danyi sangat pintar seharusnya dia bisa berada di kelas 1. Fyi, di SMA Maple kelas-kelas dibagi berdasarkan nilai dari terbaik ke terburuk.

Siapa yang disebut The Big Boss? Tentu saja Yezi. Semuanya berawal dari Danyi yang mengajukan diri untuk menjadi ketua kelas 10, tapi membayangkan Danyi akan mengaturnya Yezi merasa ngeri. Akhirnya dengan berbekal keberanian dia juga mengajukan diri untuk menjadi ketua kelas. Karena kelas 10 itu nyeleneh banget, maka yang terpilih jadi ketua kelas adalah Yezi, meskipun dengan suara 4:3 (Seriusan itu yang pilih cuma orang 11, murid lainnya ngaco pilih ketua kelasnya.).

Awalnya saya agak bingung kok settingnya macam-macam ada fantasinya gitu. Ternyata itu semua hanya imajinasi Yezi, kadang juga imajinasi teman-temannya Yezi. Ya, drama mandarin ini memang memiliki nuansa yang komik banget. Di The Big Boss ini juga diceritakan kalau Yezi suka baca komik. Tidak heran jika dia suka menggambar di buku pelajarannya sambil berimajinasi.

Selain itu di awal disebutkan bahwa The Big Boss ini bukan lah kisah cinta, setidaknya kisah cinta bukan menjadi yang utama. Cerita yang utama dari The Big Boss lebih ke remaja yang sedang mencari jati diri. Hal-hal tentang persahabatan dan impian sangat kental. Cerita yang begini termasuk yang saya sukai, masa remaja tidak melulu soal cinta.

Saya akui akting Eleanor Lee sebagai Ye Mu Xi keren banget, tengilnya dapat. Dia diam saja sudah kelihatan tengil, hahaha... Selain itu dia juga ekspresif banget. Saya bertanya-tanya itu lawan mainnya pada nahan tawa atau tidak waktu adegan sama Ye Mu Xi yang kocak. Bahkan Huang Jun Jie sebagai Danyi harus selalu tampil dengan poker face-nya itu. Saya saja ngakak.

Walaupun The Big Boss dibalut dengan komedi yang kadang receh, tapi tetap ada pesan moral di balik setiap cerita. Yang paling saya rasakan, kadang orang meremehkan seseorang hanya karena nilai akademik mereka tidak bagus. Padahal bisa saja orang-orang tersebut memiliki bakat di bidang lain. Ini sih yang kebanyakan terjadi pada murid di kelasnya Yezi.

Contohnya si kembar Huang Nan dan Huang Yi, mereka itu pintar kimia tapi sayangnya malah digunakan untuk menjahili orang lain, pintar dagang juga (bahkan sepedanya kepala sekolah sampai tidak sengaja dijual juga); Yuan Ke Er itu pintar gambar tapi malah disalurkan dengan bikin mural di jalanan, kurang dapat support; lalu Tian Cheng punya bakat menulis tapi lebih suka menyendiri karena memiliki masalah dengan ayahnya, dia juga tidak peduli dengan kebersihan sehingga dijauhi teman-temannya. Tapi berkat Yezi dan pengurus kelas lainnya Ke Er dan Tian Cheng bisa berubah jadi lebih baik.

Meskipun Danyi selalu menganggap Yezi payah dalam pelajaran, tapi menurut saya Yezi ini memiliki keberanian dan kelebihan untuk merangkul teman-temannya. Kayaknya saja cuek tapi dia termasuk orang yang peduli dengan teman-temannya. Secara pribadi saya suka dengan tokoh Yezi, terlepas dari sifatnya yang kurang mandiri dan pemalas (Ya masa mau sarapan saja kudu kakaknya yang bikin.).


Well, kalau kalian suka cerita khas remaja ala komik, penuh dengan komedi, dan pesan positif; maka The Big Boss adalah pilihan yang tepat.
Share
Tweet
Pin
Share
12 comments
Older Posts

Subscribe To

Posts
Atom
Posts
All Comments
Atom
All Comments

About blog

Sejak 2016, Melalui Ruang membahas buku, dunia literasi, film/tv series, dan kedai kopi yang dikunjungi penulis. Semuanya berasal dari perspektif dan pengalaman penulis.

Categories

Film/TV series (34) Buku (20) Menulis (19) Lainnya (10) Kopi (8)

recent posts

Link Favorit

  • Fiksi Lotus
  • Foodiscuss
  • Peter de Vries Guitar

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates