Review Novel Hyouka (Novel Pertama dari Kotenbu Series)

by - 6:30 PM

Penulis: Yonezawa Honobu
Penerbit: Haru Media
Tahun terbit: 2017
Jumlah halaman: 244

Blurb

Kalau kita menyelidikinya, mungkin akan terjadi hal-hal yang tidak baik.

Oreki Hotaro adalah pemuda hemat energi. Mottonya adalah, "Kalau tidak butuh dikerjakan, lebih baik tidak dikerjakan. Kalau harus dikerjakan, sebisanya saja."

Hanya saja, semua itu berubah saat dia terpaksa bergabung dengan Klub Sastra Klasik. Chitanda Eru, gadis dengan rasa penasaran yang tinggi, mengubah hari-hari Hotaro, dan dia harus memecahkan misteri demi misteri yang terjadi di sekitar mereka.

Gara-gara Chitanda, mereka dihadapkan pada kasus 33 tahun yang lalu. Hanya saja, petunjuk mereka hanyalah sebuah antologi berjudul Hyouka.
***
Novel Hyouka oleh Yonezawa Honobu
Novel Hyouka ©


Sebelum membaca novel Hyouka, saya cari dulu arti Hyouka di Google Translate. Maklum penasaran. Jadi, menurut Google Translate dan tentu saja penulisan kanjinya sesuai dengan yang ada di kaver, Hyouka berarti 'makanan penutup es'. Kurang padu ya terjemahannya, tapi kurang lebih itu sejenis makanan penutup yang terbuat dari es. Kalau buka di Wikipedia langsung ada judul bahasa Indonesianya, Hyouka yang berarti 'es krim'.

Baiklah lanjut saja bahas tentang novel Hyouka. Hyouka adalah buku pertama dari Kotenbu series atau Classic Literature Club series. Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama, yang tidak lain adalah Oreki Hotaro, si tokoh utama. Sudut pandang orang pertama ini memiliki keterbatasan, di mana cerita yang dituturkan hanya berdasarkan apa yang dialami, dilihat, dirasa si tokoh secara langsung. Tokoh tidak bisa cerita apa pun kalau tidak ada di lokasi/setting.

Baru beberapa lembar membaca Hyouka, saya langsung mendapat kesan bahwa Hotaro ini sebelas dua belas sama Nara Shikamaru (tokoh di manga Naruto, salah satu tokoh favorit saya juga selain Gaara). Hotaro ini tidak suka dibuat repot, bahasa gaulnya mageran, tapi cerdas (Tuh kan mirip Shikamaru). Dia juga tidak suka menjadi murid yang menonjol ataupun kebalikannya. Dia adalah tipe murid biasa-biasa saja, kalau kata temannya, Hotaro ini orang yang abu-abu. Apakah dia akan menjadi orang yang abu-abu terus? Baca novelnya.

Teka-teki di novel Hyouka awalnya terdengar sederhana, namun semakin ke belakang memang teka-tekinya tidak sesederhana kelihatannya. Dan jujur saja selama membaca Hyouka saya tidak banyak menebak-nebak, kecuali soal kaver Antologi Hyouka. Apa ya, mungkin clue itu ada di setiap bagian cerita, tapi terlalu tersembunyi dengan adanya opini-opini berbeda. Jadi susah saja menarik kesimpulan. Namun, bisa menebak misteri yang tersembunyi itu bukan keharusan, dan ternyata memang lebih seru membaca tanpa menebak-nebak apa pun. Lebih takjub dengan alur ceritanya.

Membaca novel ini tiba-tiba mengingatkan saya kepada komik Kindaichi, entah kenapa seatmosfer gitu. Ya mungkin karena sama-sama bergenre misteri. Misalnya, saat dihadapkan oleh sebuah misteri Hotaro ini adalah tipe pengamat, sementara teman-temannya sibuk beropini. Dari diamnya itu diam-diam dia menganalisis, sampai akhirnya dia dapat menarik kesimpulan. Gara-gara itu semua temannya takjub dengan kemampuan Hotaro. Tapi ya dasarnya orangnya cuek, dia bilangnya itu semua karena dia mendapatkan ilham.

Bahasa yang digunakan di novel Hyouka mudah dipahami, walaupun ada beberapa catatan kaki, karena ada istilah-istilah Jepang dan penggunaan huruf kanji pada teks aslinya. Tentu kalau diaplikasikan ke alfabet akan ada penyesuaian, karena di novel ini ada permainan kata. Tapi tenang saja catatan-catatan kaki itu tidak mengganggu.

Novel Hyouka ini masih ada kelanjutannya. Judul novel keduanya adalah Credit Roll of the Fool, novel ketiganya berjudul The Kudryavka Sequence, dan novel keempatnya berjudul The Dool That Took a Detour. Lisensi di Penerbit Haru memang baru sampai novel keempat, sebenarnya di Jepang novel karya Yonezawa ini ada 6 buku. Mari kita tunggu novel kelima dan keenamnya diterjemahkan.

You May Also Like

2 comments

  1. Aku jadi penasaran dengan si tokoh utama yang bersikap kayak Shikamaru, pintar tapi cuek. Sepertinya cerita novel tersebut menarik :)

    ReplyDelete