Review Novel Happy Birth-die (BWM 3)

by - 7:00 PM

Penulis: Risma Ridha Anissa
Penerbit: Bentang Belia
Tahun terbit: 2019
Jumlah halaman: 344

Blurb

Pijar sering kali dipanggil zombi oleh teman-temannya. Cewek itu dikenal misterius karena penampilannya yang seram, wajah datar, dan nggak pernah senyum. Banyak yang nggak mau berurusan dengannya, ngeri!


Sayangnya, Heksa mau nggak mau harus berdekatan dengan Pijar karena harus tampil bareng di acara sekolah. Heksa sebenarnya malas, takut popularitasnya turun. Lagian, zombi mau ngapain sih di panggung nanti? Bisa-bisa semua penonton kabur ketakutan.


Karena acara itu, Pijar dan Heksa jadi dekat. Pijar tahu kelemahan Heksa yang memalukan. Heksa juga tahu kemampuan mistis Pijar. Ternyata cewek itu bisa melihat tahun kematian seseorang saat berulang tahun. Fakta ini membuat hari-hari keduanya dipenuhi ketegangan. 

***

Novel Happy Birth-die oleh Risma Ridha Anissa, Belia Writing Marathon 3
Novel Happy Birth-die ©


Novel Happy Birth-die ini menjadi novel terakhir yang saya baca tahun 2019, sekaligus menjadi novel pertama di tahun 2020. Kalau tidak salah ingat saya mulai membaca novel ini sehari sebelum Natal dan merampungkannya tepat tanggal 01 Januari 2020. Lumayan cepat bagi saya yang kecepatan membacanya lelet ini.


Novel Happy Birth-die merupakan jebolan Belia Writing Marathon 3 yang diadakan oleh Bentang Belia. Novel ini di-publish di akun Wattpad Bentang Belia bersama cerita lainnya, dan berhasil menjadi pemenang. Happy Birth-die sudah dibaca lebih dari 1,4 juta kali lho. Kalau sekarang pastinya sudah melampaui 1,4 juta. Kalian bisa check akun Wattpad Bentang Belia atau beli bukunya saja di toko buku, karena ada beberapa part spesial yang tentunya tidak ada di Wattpad.

Risma Ridha Anissa penulis novel Happy Birth-die
Penulis Happy Birth-die ©

Happy Birth-die memiliki genre campuran romance, horor, dan fantasi dengan alur cerita maju mundur. Novel ini juga memiliki teka-teki yang seru untuk diikuti. Tokoh utama perempuan, Pijar, yang memiliki kemampuan melihat tahun kematian manusia tentu membuatnya didera berbagai masalah. Lalu, tokoh utama laki-laki, Heksa, yang banyak tingkah itu harus dihadapkan dengan Pijar yang dingin. Perpaduan yang bertolak belakang, tapi di situlah salah satu serunya. Masalah-masalah yang timbul itulah yang akan menjalankan cerita.

Point of view yang digunakan dalam novel Happy Birth-die adalah orang ketiga serba tahu. Ini POV paling dinamis sih menurut saya, karena bisa banyak ekplorasi tokoh-tokohnya. Bahasa yang digunakan juga mudah dipahami dan tidak ada kata yang asing. Enak juga dibaca sambil santai dan refresh banget sih, karena saya selalu dibuat tertawa dengan tingkah Heksa yang kalau ngomong tidak pakai filter. Hahaha...

Tokoh yang paling berkesan buat saya Heksa. Heksa ini punya kepribadian yang unik, pecicilan, lebay, kepo, kalau ngomong suka asal, tapi di balik semua itu dia care sama sahabat-sahabatnya dan orangnya positif. Dia juga tidak serta merta menjadi seseorang yang terpuruk, meskipun masa lalunya kelam. Sebaliknya, Pijar itu dingin, tanpa ekspresi, acuh tak acuh; tapi berani berkorban demi keselamatan orang lain yang kadang malah bikin dia sendiri celaka.

Nah udah makin penasaran dong sama novel Happy Birth-die? Buruan baca deh!


Kepada suara-suara yang memekik kencang
kepada Tuhan-nya,
mengancam macam-macam,
bahkan meminta takdirnya dipercepat.
Sekarang, aku menantangmu,
silakan pilih lilinmu dan bawa kemari,
kita nyalakan bersama-sama.
Jangan ragu untuk ditiup,
akan kubisikkan kapan dan bagaimana kau akan mati,
mungkin dengan cara itu,
akal sehatmu akan kembali terbuka.

You May Also Like

3 comments

  1. Mantapp.. Sebenernya pengen beli buku ini di shopee, cuman aku mendahulukan Filosofi Teras sebagai prioritas 😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Next month semoga bisa kebeli ya Kak. Btw kita kebalikan, kalau aku Filosofi Teras malah belum kebeli. Wish list-nya makin numpuk dah.

      Delete
  2. Happy ending ga ya Kak?

    ReplyDelete