Kamu Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya (Review Novel)
Pengarang: Sabda Armandio
Penerbit: Moka Media
Tahun terbit: 2015
Jumlah halaman: 348
Novel KAMU Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya adalah salah satu buku yang saya beli di festival literasi Patjar Merah. Saat melihat-lihat katalog di aplikasi Patjar Merah, saya penasaran dengan buku ini. Lalu cari ulasan di Goodreads dan memang menarik perhatian saya. Sejak itu saya sudah menjadikan buku ini sebagai incaran. Hari ketiga saya pun datang ke Patjar Merah. Setelah memutari tumpukan buku lebih dari dua kali baru menemukan buku ini. Untung belum kehabisan.
Kamu Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya © |
Novel KAMU menggunakan sudut pandang orang pertama, yang sampai akhir cerita pun saya belum tahu nama ‘Aku’ ini siapa. ‘Aku’ menceritakan masa remajanya bersama seorang teman bernama ‘Kamu’. Mereka berada di peralihan antara remaja dan dewasa awal. Tokoh-tokoh di cerita digambarkan memiliki pemikiran yang kritis, unik, dan bisa dikatakan pemberontak.
Saya menyukai perjalanan singkat ‘Aku’ dan ‘Kamu’ selama membolos, mencari entahlah. Jati diri mungkin, layaknya cerita coming of age. Namun, ada sentuhan surrealist di dalam kisah mereka (Kesukaan saya banget!). Tapi tidak seluruhnya saya pahami makna tersiratnya (Dan itu tidak masalah). Novel KAMU juga menampilkan cerita dan dialog tokoh yang mengkritik isu-isu tertentu. Saya sering kali mengangguk-angguk setuju dengan opini-opini tokoh.
Tokoh ‘Aku’ dan ‘Kamu’ menurut saya saling bertolak belakang. ‘Aku’ seseorang yang cukup taat sama sistem, ‘Kamu’ sebaliknya. Contohnya ‘Aku’ baru kenal membolos saat diajak ‘Kamu’. Namun, di balik itu, ‘Aku’ selalu berperang dengan pikirannya. Ia juga memiliki sifat introvert yang membuatnya lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kepala. Tapi sekalinya berbicara langsung tepat sasaran. Ia tidak memiliki sahabat, bahkan ‘Kamu’ tergolong teman biasa. Sementara ‘Kamu’ saya tangkap sebagai sosok yang nyentrik (Walaupun ‘Aku’ tidak kalah nyentrik) dan santai. Baginya membolos salah satu bagian dari kehidupan sekolah. Ia selalu memiliki pemikirannya sendiri tentang patokan-patokan yang dibuat oleh masyarakat. Namun, di balik sikap kritisnya ada kekhawatiran yang ia rasakan. Overall, saya menyukai dua karakter utama di novel KAMU. Mereka sama-sama memiliki karakter yang kuat, sehingga meninggalkan kesan.
Mengingat sedikit materi dalam kelas menulis skenario, menurut saya Novel KAMU bisa dikatakan sebagai cerita character driven, karena cerita fokus pada pergolakan batin karakter. Karakter menjadi elemen utama yang menggerakkan jalan cerita. Berbeda dengan cerita plot driven yang fokus pada alur cerita dan perubahan eksternal.
Playlist:
Hindia - Secukupnya
Hindia ft. Rara Sekar - Membasuh
Pamungkas - Jejak
Kunto Aji - Pilu Membiru
Selamanya akan berperang melawan pikiran sendiri. Tak akan memulai apa pun, tak akan menyelesaikan apa pun. Tak mendapat apa-apa. Tidak memiliki apa-apa.
0 comments