Expert Writing Class
Di artikel sebelumnya saya sudah menulis mengenai Gramedia Writing Project (GWP). Nah, tahun ini GWP mengadakan lomba menulis novel dengan kategori teenlit dan young adult. Pendaftaran mulai dibuka bulan Januari, tapi saya baru tahu akhir Februari (untung nggak ketinggalan). Meskipun sudah tahu dari bulan februari, saya baru daftar akhir bulan Maret.
Lumayan banyak naskah yang diposting di GWP, sekitar 456 kalau nggak salah (pokoknya lebih dari 400). Naskah-naskah tersebut bakal disaring dan yang tersaring bisa ikut Expert Writing Class. Setelah nunggu-nunggu akhirnya pengumuman keluar bulan Mei. Senang banget waktu tahu saya masuk pada tahap seleksi. Jumlah yang masuk seleksi ada 90 orang. Memang lebih banyak dari GWP sebelumnya.
Sembilan puluh peserta yang masuk seleksi tahap I ini wajib mengirimkan naskah lengkap sebagai syarat bisa mengikuti Expert Writing Class. Saya langsung semangat buat nerusin naskah dong. Sebelum date line yang ditentukan sudah dikirim.
Kapan pengumuman pemenang? Nah, ternyata diumumin saat Expert Writing Class, tanggal 22 Juli 2017. Tambah deg-deg deh, tapi excited juga. Gimana nggak, coach yang bakal mengisi Expert Writing Class kece badai, ada Tere Liye; Rosi L. Simamora; Aan Mansyur; Bernard Batubara; dan editor Gramedia Hetih Rusli.
Suasana Sebelum Pembukaan (dokumentasi pribadi) |
Dan, setelah bersabar menunggu akhirnya hari itu datang. Acara diadakan di Jakarta Creative Hub, dimulai dari pukul 08.00 – 16.00. Waktu itu saya jalan kaki dari hotel di daerah Tanah Abang ke lokasi (sambil olahraga lah ya). Sampai di sana registrasi, mengisi daftar hadir; dapat name tag; goodie bag; sama snack.
Isi goodie bag dari Gramedia (dokumentasi pribadi) |
Waktu pertama datang sih cuma celingak-celinguk. Belum ada yang dikenal, meskipun sudah gabung di grup WA GWP3. Terus ngajak kenalan sama kakak-kakak yang juga lagi registrasi, tapi habis itu saya diam seribu bahasa. Mau SKSD, tapi kok nggak bakat. Tapi akhirnya kenal juga sama yang lain.
Acara pun dibuka, diawali oleh sambutan dari Bu Greti selaku GM PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ternyata kelas hari itu dibagi jadi 3, saya masuk ke kelompok 2. Kelas pertama kelasnya Aan Mansyur. Iya, Aan Mansyur yang nulis puisi-puisi di film AADC 2. Saya pikir karena Aan Mansyur nulis puisi, beliau bakal memberi contoh tentang sepengal duapengal puisi. Excited kan pagi-pagi disuguhi puisi romantis gitu, ternyata nggak. Beliau membawakan materi mengenai narasi. Kelas bersama beliau cuma berlangsung selama 45 menit dan entah kenapa waktu bergerak dengan cepat. Katakanlah kalau menunggu orang 45 menit itu kan terasa lama banget ya. Yah, mungkin karena memang seru jadi teras cepat aja.
Kelas Aan Mansyur (dokumentasi pribadi) |
Selanjutnya kelas Rosi L. Simamora, kalau tahu buku Negeri Para Roh berarti tahu beliau, kalau tahu editor Critical Eleven (Ika Natassa) berarti tahu beliau. Beliau membawakan materi mengenai plot. Dan habis mendengarkan materi dari beliau saya langsung sadar, selama ini suka ngawur bikin plot. Tahu awal dan akhir cerita belum tentu tahu plotnya apa. Cerita dan plot itu pun dua hal yang berbeda. Batin saya waktu itu, ah akhirnya saya dapat pencerahan.
Berikutnya adalah makan siang. By the way, makan siangnya enak dan perut kecil ini kenyang sekali. ^^ Habis makan siang leyeh-leyeh dulu sambil ngobrol-ngobrol sama teman sebelum lanjut kelas lagi. Ada juga yang menggunakan waktu tersebut untuk foto-foto bareng coach. Saya nggak minta tanda tangan atau foto bareng sih. Foto sehabis kelas sama coach dan teman-teman lain sudah cukup kok.
Next, kelasnya Tere Liye yang karyanya lagi banyak digandrungi itu dan sudah banyak difilmkan. Beliau membawakan materi mengenai Ide dan Karakter. Mengutip dari kata-kata beliau, “Ide bisa apa saja, tapi penulis bisa menemukan sudut pandang yang spesial dari ide tersebut.” Nah, ini yang sulit untuk membuat ide yang apa saja itu jadi spesial. Saran beliau sih harus banyak latihan.
Kelas Ci Hetih ini super kilat, cuma 20 menit lho, tapi nagih. Materinya singkat padat jelas. Dibagi jadi beberapa poin yang ditampilkan menggunakan quotes beberapa penulis.
Terakhir adalah kelas bersama Bang Bara. Beliau menyampaikan materi mengenai author’s online presence. Saya belajar bagaimana membangun image sebagai penulis melalui media sosial, lalu bagaimana melakukan promosi yang tepat lewat medsos.
Setelah melewati berbagai rangkaian kelas, akhirnya sampailah di bagian yang paling bikin deg-degan, yaitu pengumuman. Jujur saya nggak punya ekspetasi untuk menang. Ngerasa kalau naskah yang saya tulis memang belum bagus. Dan, memang nggak menang (wkwk). Juara pertama Kak Patra (Twin War), juara kedua Kak Indah (Being 17 Once Again), juara ketiga Kak Rara (A Sweet Mistake), juara harapan pertama Kak Lia (Caramellove Recipe), dan juara harapan kedua Kak Anastasye (Seira dan Tongkat Toar Lumimuut).
Para Pemenang (dokumentasi pribadi) |
Terakhir, sebelum pulang, kami sempatkan untuk saling tukar buku sebagai kenang-kenangan. Buku dibungkus koran, biar surprise. Saya bawa 3 buku, jadi berhak ambil 3 buku juga. ^^ Lucunya waktu saya sampai rumah dan buka bungkusan, salah satu novel yang saya dapat sama dengan novel yang sudah saya punya. Jadilah sekarang punya 2 novel yang sama.
Well, itu pengalaman berharga banget bisa mengikuti Expert Writing Class, meskipun nggak menang dan naskah saya nggak dilirik editor, tapi saya tetap senang. Selain mendapat pengalaman dan ilmu, juga bisa dapat teman baru. Itu benar-benar memotivasi saya untuk terus menulis dan memperbaiki tulisan saya. Saya yakin, one day naskah saya akan menemukan rumahnya, seperti yang teman-teman GWP 3 katakan.
0 comments