Review Film THUG (The Hate U Give)

by - 6:07 PM


Genre              : Drama kriminal
Aktor               : Amandla Stenberg, Regina Hall, Russel Hornsby, K.J. Apa
Durasi              : 133 menit
Tanggal rilis    : 5 Oktober 2018 (USA)

Akhirnya saya nonton film THUG, setelah bulan lalu selesai baca novelnya. Dan memang beda banget sama novelnya, tapi tidak mengurangi inti ceritanya kok. Saya memahami cerita sekompleks di novel tidak mungkin semuanya dituangkan ke dalam film. Durasinya bisa jebol. Beda sih kalau dibikin TV series, kayak 13 Reasons Why misalnya. (Kok tangan saya gatal mengetik perbedaan film dengan bukunya, tapi saya sisihkan nanti saja.)

Pertama saya mau ngomongin akting Amandla Stenberg sebagai Starr yang keren banget, big applause... Dia bisa menunjukkan betapa frustasinya Starr, trauma, dan serba salah karena dia menjadi satu-satunya saksi mata atas penembakan sahabatnya, Khalil (Algee Smith). Sulit rasanya untuk speak up ketika kalian adalah minoritas, tapi di sisi lain itu menghancurkan hati kalian sendiri dan orang yang kalian sayangi jika kalian memilih diam. Selain itu akting Regina Hall (Lisa Carter) sebagai ibu Starr juga mencuri perhatian saya, sungguh persis dengan bayangan saya selama membaca novelnya. Karakter Maverick (Russell Hornsby) sebagai ayah Starr juga tepat seperti yang saya bayangkan. Sejauh ini hanya tiga peran itu yang benar-benar kuat menurut saya.

Peran Seven (Lamar Johnson) dan Chris (K.J. Apa) di film yang justru membuat saya sedikit kecewa. Bayangan saya Seven adalah seorang kakak yang karismatik dan pelindung adik-adiknya, sayangnya di film kurang menunjukkan hal tersebut. Wajah Seven juga terlalu muda sebagai kakaknya Starr dan Kenya. Dia malah terlihat sepantaran dengan Starr. Bahkan Chris malah kelihatan lebih tua daripada Seven. Interaksi Chris dengan keluarga Starr juga kurang di sini, ok mungkin itu bisa di-skip di film, tapi at least ketika demo harapanku Chris masih ada di sana bersama Starr. Sayangnya Chris dibuat pergi dengan alasan harus mengantar Kenya dan Lyric. Menurut saya dengan keberadaan Chris sampai akhir sebenarnya buat mempertegas bahwa diversity is real. Itu juga sebenarnya yang membuat ayah Starr akhirnya tidak “menjaga jarak” dengan orang kulit putih.

Spoiler alert !

Bagian ending di film saya kurang suka, sungguh. Setelah demo dan kerusuhan, kenapa ada adegan Sekani menodongkan pistol. Ya mungkin memang untuk mempertegas arti dari ‘thug life’ (The hate you give little infants f*s everybody. Saya sudah menjelaskan tentang arti ini di ulasan saya tentang novel THUG.). Namun menurut saya pribadi itu tidak perlu. Pesan itu sudah sangat melekat bahkan sejak adegan pembunuhan Khalil.

Inikah yang namanya kutukan membaca novel lalu nonton filmnya. Keduanya benar-benar hal yang berbeda, yang saya rasakan juga berbeda. Jika disuruh memilih saya akan lebih memilih novelnya karena lebih lengkap penjelasannya (Misalnya kenapa Starr marah waktu Hailey mengatakan tentang lelucon ayam goreng, ternyata itu hinaan bagi orang kulit hitam. Difilm tidak dijelaskan.). Namun bukan berarti filmnya tidak bagus, bagus dan pesan moralnya tetap sampai. Bagi orang yang menonton filmnya dulu pasti tidak akan mempermasalahkan hal yang saya permasalahkan. Hahaha...  Apalagi di Rotten Tomatoes rating film ini tinggi, yaitu 97%. Terus apakah saya masih harus menulis perbedaan film dengan bukunya? Saya tulis saja ya (Sudah gatel nih.), silakan disimak.

1. Urutan

Urutan kejadian di film jelas beda banget dengan yang di novel. Di film lebih acak dan ada beberapa adegan yang digabung menjadi satu adegan seolah memiliki keterikatan.

2. Tokoh yang dihapus kisahnya
Sejujurnya ada tokoh DeVante yang mengalami nasib seperti Khalil, dia terpaksa menjual narkoba demi menghidupi keluarga. Di film DeVante ada sih, cuma muncul di pesta saja waktu Kenya mau ngelabrak Denasia. Dan, yang dipukuli oleh King itu bukan Seven tapi DeVante, karena dia mencuri uang darinya. Mungkin secara alur DeVante tidak mempengaruhi jalan cerita secara signifikan, jadi kisahnya tidak dimunculkan di film. Tapi menurutku penting juga DeVante ini karena ada pesan yang bisa kita petik. DeVante bisa saja menjadi Khalil yang lain, tapi Maverick memutuskan membantunya dan itu membuat DeVante akhirnya bertobat.

3. Adegan yang tidak ada atau diganti
Starr dan keluarga harusnya pindah dari Garden Height, tapi di film tidak. Maya harusnya membela Starr karena dia juga merasa Hailey rasis kepadanya (Jadi Maya itu oriental ya guys.), tapi tidak. Starr memukul Hailey, tapi difilm diganti dengan merebut sisir dan menodongkannya seolah itu pistol. Lalu di novel interogasi dengan polisi sebelum masuk ke dewan juri itu tidak cuma sekali. Ada juga adegan pesta ulang tahun Seven sekaligus perayaan kelulusannya. Masih banyak sebenarnya, tapi nanti kepanjangan.

Silakan tinggalkan jejak di kolom komentar, kalian yang sudah pernah baca novel dan nonton film THUG lebih suka yang mana? Atau yang baru baca/nonton saja gimana pendapat kalian tentang THUG?

You May Also Like

2 comments

  1. Wah! Review yang sangat bagus... Keliatan sekali Anda pengamat film dan novel yang sangat menjiwai!
    Semangat dan sukses selalu ya!

    Jika teman-teman disini ingin mencoba mencari peruntungan dari aktifitas blogging yang asyik seperti ini, boleh kunjungi:
    Cara Menghasilkan Uang dari Blog
    >> https://vectoringraphic.blogspot.com/2018/10/cara-menghasilkan-uang-dari-blog.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Kak Erwin atas kunjungannya. Saya akan mampir balik.

      Delete